TOP-LEFT ADS

Bawa Djarot ke Isra Mi'raj NU, Nusron Ajak Nahdhiyyin Pilih No 2

Ilustrasi

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan tokoh Nahdhatul Ulama yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera) Nusron Wahid, menghadiri peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan Istighosah Islam Nusantara itu digelar Keluarga Besar NU Jakarta Barat di Kalideres, Jakarta Barat Senin (3/4).

Hadir juga sejumlah tokoh dan ulama NU Jakarta Barat, di antaranya KH Muchtar Ghozali (Cengkareng), KH Amin Kadaung (Tegal Alur), KH Salwan (Kapuk), Kyai Sirodj Ronggalawe, Kyai Endang Ahmad Syah, KH Muhammad Ali, dan KH Mahfud.

Dalam sambutan usai pembacaan tahlil, Nusron mengatakan, silaturahmi yang dilakukan dalam kegiatan ini bukan untuk provokasi, tapi menyampaikan apa yang perlu diketahui oleh warga nahdhiyyin. Menurut dia, pasangan calon yang berpihak kepada kaum nahdhiyyin adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Basuki-Djarot).

Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok adalah terdakwa dalam kasus penodaan agama yang sidangnya tengah berlangsung di Jakarta dan mendapat ancaman hukuman 5 tahun penjara.

"Kalau ada orang NU ngapain milih yang lain dalam Pilkada, Pak Djarot ini orang Jawa Timur yang NU tulen, maka kita pilih pasangan nomor urut dua," ujar Nusron.

Nusron mengatakan, kalau Basuki-Djarot menang dalam Pilkada DKI, nanti sekolah dan madrasah NU yang saat ini kondisinya kurang baik akan dibantu. Kemudian, mereka yang saat ini belum mendapatkan beasiswa juga akan diberikan.

Keberpihakan Basuki-Djarot terhadap kaum nahdhiyyin dan umat Muslim bisa dilihat dalam berbagai kebijakannya.

"Oleh pak Djarot yang orang NU, makam ulama dilestarikan. Makam Mbah Priok sudah dijadikan cagar budaya religius. Dan makam para ulama di Betawi semua dilestarikan dan kalau ziarah lebih nyaman," ujar Nusron menambahkan.

Ia juga mengingatkan bahwa Ahok-Djarot punya program KJP Santri. Dengan KJP Santri, anak orang Jakarta meski nyantri di Pulau Jawa seperti Jombang, Kudus, Situbondo, Sukabumi, Banten dan daerah lainnya akan dapat KJP Santri.

"Dalam Islam, tak semua harus berperang dan mencari nafkah. Harus ada satu golongan yang tafakkur fiddin, agar nanti kalau pulang dari mondok bisa merawat umat. Mereka inilah santri-santri yang kini diperhatikan Pak Djarot," jelas Nusron.

Djarot Saiful Hidayat dalam sambutannya mengatakan, sebenarnya Pemda DKI sudah menjalankan KJP Santri khusus bagi warga Jakarta yang mondok di luar Jakarta. Yakni yang tidak mampu atau membutuhkan biaya maka bisa dapat KJP Santri.

"Sekarang sedang kita data pondok mana saja yang menerina santri dari Jakarta. Sehingga kita punya hubungan dan kaitan dengan pondok pesantren yang bersangkutan. Ini perlu disampaikan karena kita ingin santri mondok di pesatren yang mengajarkan Islam rahmatan lil alamiin.

"Kita tak mau mondoknya di tempat yang mengajarkan Islam garis keras, mengajarkan Islam Wahabi, fundamentalis, ISIS, dan yang sejenisnya. Ini bukan diskriminasi tapi karena kita ingin di Indonesia ini Islam yang menyatu dan Bhinneka Tunggal Ika," tambahnya.

Djarot juga menegaskan, bahwa garis perjuangan yang dibangunnya sejak dulu adalah di jalan NU, yakni di jalan Islam yang Pancasilais karena ini negara Pancasila. Jalan merawat Bhinneka Tunggal Ika untuk menciptakan dan merawat NKRI berdasarkan UUD 1945.

"Meski banyak tantangan tapi saya yakin ini jalan kebenaran yang membawa faedah bagi bangsa Indonesia," tegas Djarot.

Ketua Panitia Ustad Haji Agus Salim, mengatakan, kalau NU tradisinya membaca sholawat dan memperingati Maulid Nabi, Isra Mi'raj dan lain-lain.

"Kalau enggak sholawat dan enggak maulidan, bukan NU namanya. NU itu mengedepankan Islam rahmatan lil alamin. Islam yang toleran dan tidak membawa kekerasan," ujar Agus Salim.

Sumber: suara



Sumber : Harian Publik - Bawa Djarot ke Isra Mi'raj NU, Nusron Ajak Nahdhiyyin Pilih No 2

0 Response to "Bawa Djarot ke Isra Mi'raj NU, Nusron Ajak Nahdhiyyin Pilih No 2"

Posting Komentar